Relasi Publik, Solo || Kecaman dan kutukan disampaikan sejumlah tokoh dan pimpinan negara termasuk Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas aksi kekerasan militer Israel terhadap warga Palestina dengan menyerang Masjid Al Aqsha hingga mengakibatkan banyak korban jiwa.
Tak terkecuali Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS) juga mengutuk keras serangan Israel yang dilakukan di bulan Ramadan pada 8 Mei lalu tersebut. Banyak warga diantaranya anak-anak ikut menjadi korban meninggal dunia.
“Bangsa Indonesia memiliki ikatan emosional yang dalam dengan Palestina. Palestina termasuk negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia, sangat menentang segala bentuk penjajahan apalagi disertai tindakan biadab,” kata Koordinator Dewan Ri’asah Tanfidziyah DSKS, Abdul Rachim Ba’asyir saat konferensi pers, Selasa (11/5/2021) sore.
Putra sulung Abu Bakar Ba’asyir yang akrab dipanggil Ustadz I’im ini mengatakan, semestinya rakyat Palestina diberi kemerdekaan agar mereka tidak diganggu saat menjalankan ibadah. Apa yang terjadi sekarang ini adalah bentuk penjajahan dan ini selalu saja berulang perbuatan keji pasukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Sejak beberapa hari lalu, dalam kondisi umat Islam sedang menjalankan ibadah Ramadan, selain Masjidil Aqsha yang mereka rusak, saat ini mereka terus saja melakukan bombardir sehingga korbannya juga makin banyak,” paparnya didampingi Humas DSKS Endro Sudarsono.
Dengan adanya kejadian serangan itu, DSKS berharap kepada pemerintah Indonesia dan negara-negara lain di dunia menggalang kekuatan untuk melakukan tekanan kepada Israel agar segera menghentikan aksi keji Isreal, dan bila perlu supaya diusir pergi meninggalkan Palestina.
“Indonesia memiliki jumlah umat Islam terbanyak di dunia, oleh karenanya pemerintah harus bersikap tegas agar nanti tidak dipermalukan di hadapan bangsa-bangsa lain. Bagaimanapun Masjidil Aqsha itu adalah kiblatnya kaum muslimin, itu adalah situs yang sangat dimuliakan oleh umat Islam,” tegasnya.
Meskipun begitu, DSKS mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan pemerintah melalui Presiden Jokowi sesuai dengan kapasitasnya, yakni melakukan kecaman dan lobi melalui jalur- jalur diplomatik dengan PBB.
“Kami akan terus memantau perkembangannya dan menyeru kepada umat Islam untuk memberikan kepeduliannya terhadap Al Aqsha dengan mendoakan maupun memberi donasi semaksimal mungkin,” pungkas I’im. (NNG)
Discussion about this post