Relasi Publik, Solo | Aksi kecaman atas serangan Israel ke Palestina digelar di Bundaran Gladag, Solo, Jawa Tengah, Jum’at (21/5/2021). Di tengah ribuan massa dan puluhan poster yang dibentangkan, terlihat poster bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tampak seorang pria mengangkat poster bergambar Jokowi dengan tulisan ‘Indonesia Will Continue to Stand With The People of Palestine’. Sementara massa lain mengangkat poster tulisan ‘I Stand for Palestine’, ‘Gaza Menang’, atau kertas bergambar bendera Palestina.
Aksi tak hanya diikuti oleh orang dewasa. Sejumlah anak pun turut serta membawa poster dan bendera sebagai bentuk dukungan untuk Palestina. Beberapa orang di antaranya terlihat menginjak simbol Negara Israel.
Terlihat pula sejumlah aparat kepolisian mengamankan kegiatan unjuk rasa di sekitar bundaran Gladag. Mereka juga terus mengimbau peserta aksi untuk menjaga jarak dan mengenakan masker karena masih dalam situasi pandemi covid-19.
Ribuan orang terdiri dari laskar Umat Islam dan simpatisan hadir tak terbendung hadir di Bundaran Gladag dan sekitarnya terlihat saling berdempetan. Meski rata-rata mengenakan masker, masih ada peserta yang tidak menggunakan masker.
Aksi dilakukan dengan mendengarkan orasi dari sejumlah tokoh masyarakat. Selain itu, mereka juga menggalang dana untuk warga Palestina.
Juru bicara aksi, Endro Sudarsono, aksi digelar oleh sejumlah elemen masyarakat, antara lain Laskar Umat Islam Surakarta dan organisasi pemuda. Meski saat ini telah terjadi gencatan senjata, Endro mendorong pemerintah terus menyuarakan agar tidak ada lagi serangan dari Israel kepada Palestina.
“Kita ajak masyarakat untuk membantu do’a, finansial, serta infrastruktur untuk membantu Palestina. Kami juga mendukung Presiden Jokowi yang memberikan keberpihakan, bantuan finansial, kesehatan kepada Palestina,” ujar Endro di sela aksi.
Menurutnya, sudah sepantasnya Indonesia mendukung Palestina. Sebab UUD 1945 mengamanatkan bahwa Indonesia adalah negara yang menolak penjajahan.
“Amanat UUD 1945 kita mengatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” katanya.
Mengenai padatnya jumlah peserta, Endro mengatakan sebetulnya hanya membatasi 50 orang. Terkait peserta tidak bermasker, Endro juga mengaku telah mengimbau agar seluruh peserta taat protokol kesehatan.
“Kami dalam pemberitahuan kepada aparat dan Satgas covid-19 hanya membatasi 50 orang. Kami selalu imbau melalui tim komunikasi untuk taat protokol kesehatan, jaga jarak dan pakai masker,” pungkasnya. (Red)
Discussion about this post