Wonogiri, RelasiPublik.COM – Sejumlah pejabat teras di Kabupaten Blora, berkunjung ke Wonogiri, Kamis(1/4). Rombongan para pejabat itu dipimpin langsung oleh Bupati Blora Arief Rohman dan Wakilnya Tri Yuli Sulistyowati.
Arief Rohman mengatakan, selain silaturahmi, rombongan yang dibawanya itu juga membawa misi ngangsu kawruh terkait keberhasilan Pemkab Wonogiri dalam pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG).
“Hari ini selain untuk silaturahim dan nyambung paseduluran, kami ingin belajar dari Wonogiri. Kami ingin meniru sukses story yang ada di Wonogiri dalam mengelola resi gudang. Karena pengelolaan terbaik resi gudang ada di Wonogiri,” ungkap Bupati Blora Arief Rohman di Wonogiri.
Menurut dia, keberhasilan SRG di Wonogiri tak lepas dari peran serta Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang dimilikinya. Sebab, SRG di Wonogiri ini bisa bersinergi untuk membantu penyerapan gabah dari petani.
“Jadi intinya kita ingin Blora ada badan usaha yang mengurusi soal pangan ini, karena itu potensi luar biasa dan selama ini daerah-daerah yang sudah punya badan usaha milik petani ini bisa membantu harga jual dan sebagainya,” katanya.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, terkait dengan tata kelola SRG dan keberadaan BUMP yang ada di Wonogiri, tak lepas dari peran aktif dalam menciptakan terobosan kebijakan yang bertujuan agar distribusi gudang dapat dimanfaatkan secara optimal, baik untuk petani, pengusaha maupun untuk pengelola gudang itu sendiri.
“SRG di Wonogiri diawali pada tahun 2011, gudang SRG berlokasi di Kelurahan Kaliancar Kecamatan Selogiri di atas lahan seluas 5.000 meter,” papar Bupati Wonogiri.
Menurut Bupati, dari 123 resi gudang se-Indonesia, yang aktif tidak lebih dari lima unit. Dia menyebut, bahwa keberhasilan SRG tak bisa dipisahkan adanya kerjasama pemerintah dengan petani-petani milenial.
“Mereka ini orang-orang muda jaman sekarang, background sarjana, lebih muda dan tentu keren-keren yang terus mengedukasi dan memotivasi kami terus. Sehingga tercipta kebijakan seperti apa yang diharapkan. Kami juga memberikan fasilitasi yang representatif, kami temukan antara poktan dan gapoktan,” jelasnya.
Lebih lanjut Joko Sutopo mengatakan, BUMP yang menjadi pengelola gudang SRG mulai tahun 2017 sampai sekarang adalah PT Pengayom Tani Sejagad dengan sistem sewa. Sistem Resi Gudang yang dikelola BUMP PT Pengayom Tani Sejagad menjadi solusi untuk membawa petani dan pelaku usaha sektor pertanian dapat memainkan peran yang semakin besar dalam mengelola komoditas hasil pertanian tanaman pangan berupa produk padi dengan memodernisasi sistem yang ada, dan menjadi bagian dalam menjaga ketahanan pangan.
Ditambahkan, capaian SRG yang dikelola oleh BUMP PT Pengayom Tani Sejagad antara lain, mendukung penyediaan beras pada program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), memberikan cashback 2 persen dari keuntungan yang diperoleh kepada petani, ekspor beras ke negara di Amerika, Eropa, dan negara tetangga dengan volume 200 ton lebih dan nilai total Rp 3,339 Miliar. Selain itu juga menyediakan komoditas beras pada program beras ASN di Wonogiri.
“Dengan membangun sistem yang kuat dan terstruktur, SRG dan BUMP kiranya akan semakin mampu berperan dalam ikhtiar mengangkat kesejahteraan petani,” tandasnya. (Red-CH)
Discussion about this post