Relasi Publik, Sukoharjo || Tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo merespon aduan warga terkait dugaan pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Kamis (29/4/2021).
Bersama perwakilan warga, tim menyusuri sejumlah titik lokasi pipa pembuangan limbah yang mengalami kerusakan dan bocor. Selain itu juga melihat intake tempat pengambilan sumber air PT RUM di wilayah Desa Gupit, dan mengambil sampel air untuk dilakukan uji lab.
“Kami ingin melihat kondisi langsung dilapangan mulai dari intake tempat pengambilan sumber mata airnya PT RUM, termasuk melihat pipa saluran pembuangan limbahnya,” kata Wahyana koordinator tim BBWS Bengawan Solo.
Sedikitnya ada empat titik lokasi yang terdampak langsung akibat kebocoran pipa pembuangan limbah. Lokasi itu diketahui berdasarkan keterangan warga setempat yang tergabung dalam Gerakan Pencinta Lingkungan. Mereka pada Rabu (28/4/2021) kemarin, datang mengadu ke Kantor BBWS Bengawan Solo di Pabelan, Kartasura.
“Dari titik -titik itu, kami juga mengambil sampel airnya. Jadi dari sampel itu, nanti kami bawa ke laboratorium untuk di uji kualitas airnya. Hasilnya nanti akan dijadikan dasar membuat rekomendasi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jateng.
“Isi rekomendasi atau catatan kondisi yang sebenarnya disini. Termasuk beberapa dokumentasi pipa pengaliran limbah yang ditanam di tengah sawah bocor, kemudian ada beberapa hal teknis yang kurang memenuhi persyaratan,” paparnya.
Pada prinsipnya kata Wahyana, pengecekan lapangan yang dilakukan BBWS Bengawan Solo hanya monitoring terkait kualitas air sekitar pipa pembuangan limbah PT RUM.
“Nanti dari hasil uji lab itu baru bisa diketahui kualitas airnya. Kalau soal tindakan (teguran maupun sanksi), itu ranahnya DLH. Hasil temuan ini akan kami koordinasikan dengan dinas maupun instansi terkait lainnya,” imbuhnya.
Sementara tokoh masyarakat Desa Gupit, Tomo, mewakili warga yang mengadukan PT RUM mengatakan, pengecekan dilakukan untuk membuktikan kebenaran laporan yang disampaikan pihaknya dalam forum audiensi kemarin.
“Jadi yang kami tunjukkan, pertama ada kebocoran limbah hingga mencemari air got, bukan air dari IPAL. Air got itu sering berubah warna dan bau. Jika mengenai kulit manusia menyebabkan gatal-gatal,” sebutnya.
Selain mencemari air got, saluran limbah PT RUM dari IPAL yang ditanam di tengah sawah warga, menurut Tomo telah bocor hingga mencemari tanah dan mengakibatkan padi di sawah tersebut tidak bisa tumbuh.
“Kami minta PT RUM ditutup dulu untuk memperbaiki pipa saluran limbah yang rusak dan bocor ini. Berikutnya, untuk masalah air limbah harus sesuai baku mutu. Kalau ternyata nanti tidak bisa, maka kami minta PT RUM tutup saja seterusnya,” tandasnya. (NNG)
Discussion about this post